MOP Papua (anekdot khas Timur) dikenal
sejak dahulu di Papua sebagai budaya turun temurun secara lisan yang dituturkan ataupun di
tuliskan untuk bahan hiburan yang lucu. Sejak kecil semua anak di
Papua sudah terbiasa bercerita MOP. Bahkan jauh sebelum adanya tekhnologi
visual seperti sekarang MOP sering di rekam kedalam pita kaset untuk dinikmati
audionya.
contoh mop rekaman jadul dari Dodi Mahuze : http://www.4shared.com/mp3/Lb1uXi7c/dodi_mop_1.html
Di tahun 2008-2009, di Papua kala
itu sedang trend Peter Tan Imbiri (Alm) atau Mr. Chiko yang dijuluki Raja MOP Papua yang selalu tampil setiap
malam tertentu di sebuah acara di TV Papua yang bertempat di Jayapura. Gaya
acaranya persis seperti yang dikenal dengan Stand Up Comedy sekarang ini. Mr.
Chiko berdiri di depan diatas stage sementara penonton menonton sambil tertawa
terbahak bahak dalam sebuah gedung pertunjukan. Acara ini terus continue hingga
Mr. Chiko meninggal di tahun 2012. MOP ini masih sebatas penuturan secara lisan
sebagai akar budaya asli dari MOP itu sendiri secara turun temurun. Dan Mr.
Chiko akan terus dikenang sebagai orang yang pertama mempopulerkan MOP secara
lisan melalui layar kaca. Jauh sebelum adanya Stand Up Comedy di televisi nasional kita, MOP Papua sendiri sudah lebih dulu muncul dengan format seperti itu.
Dalam sejarahnya sendiri, konon katanya MOP/MOB Papua menurut kisahnya dibawa oleh Bangsa Belanda di jaman dahulu. Lama kelamaan kebiasaan ini menjadi budaya dan sebuah hiburan tersendiri di tengah masyarakat, apalagi di Papua MOP ini kebanyakan berisi kisah kisah nyata yang terjadi sehari hari (sedikit dibumbui) yang kemudian di share untuk menjadi sebuah lelucon yang menghibur di kala sedang berkumpul didepan api unggun. MOP akan terasa lebih lucu apabila yang membawakannya tepat. Tak heran jika MOP intinya juga bukan pada cerita lucunya tetapi bagaimana si pencerita membawakannya, terkadang sebuah cerita yang biasa, bisa menjadi lucu dengan kepandaian penuturnya seperti yang sudah di buktikan oleh Mr. Chiko semasa hidupnya.
Dalam sejarahnya sendiri, konon katanya MOP/MOB Papua menurut kisahnya dibawa oleh Bangsa Belanda di jaman dahulu. Lama kelamaan kebiasaan ini menjadi budaya dan sebuah hiburan tersendiri di tengah masyarakat, apalagi di Papua MOP ini kebanyakan berisi kisah kisah nyata yang terjadi sehari hari (sedikit dibumbui) yang kemudian di share untuk menjadi sebuah lelucon yang menghibur di kala sedang berkumpul didepan api unggun. MOP akan terasa lebih lucu apabila yang membawakannya tepat. Tak heran jika MOP intinya juga bukan pada cerita lucunya tetapi bagaimana si pencerita membawakannya, terkadang sebuah cerita yang biasa, bisa menjadi lucu dengan kepandaian penuturnya seperti yang sudah di buktikan oleh Mr. Chiko semasa hidupnya.
Akhir tahun 2009 di Merauke,
sekelompok anak anak Muda yang di motori oleh “Acho” Sutradara kelahiran Muting
Merauke yang pernah menimba ilmu disekolah perfilman IKJ di Jakarta dan sedang
pulang berlibur ke kampung halamannya, mencoba membuat sebuah eksperimen kecil
yaitu mencoba mengangkat MOP kedalam bahasa visual. Formulanya adalah dengan menempatkan beberapa sketsa MOP kedalam sebuah rangkaian film panjang yang menjadi sebuah
cerita utuh yang mengalir dan menghibur. Di yakini bahwa bahasa visual adalah bahasa universal yang dapat diterima oleh semua kalangan dibanding bahasa verbal yang sering terkendala oleh dialeg yang tidak bisa dipahami sebagian orang didaerah lain. Bersama sahabatnya dimasa kecil Dodi
Mahuze dan Anto Mahuze, Dibawah bendera Merauke Enterprice PH lokal milik Iwan adiknya, Maka
lahirlah sebuah film berjudul Melody Kota Rusa yang didalamnya tersemat puluhan
cerita MOP yang dijadikan adegan dan berhasil mengantarkan salah satu pemainnya
Dodi Mahuze menjadi ikon paling populer kala itu di timur. 1000 DVD Originalnya
dalam waktu 2 minggu saja habis terjual hanya dikota Merauke saja. Film yang tak
pernah diprediksikan sukses tersebut, tiba tiba saja dibajak DVD nya dan
menyebar dimana mana menjadi pembicaraan banyak orang di Papua, Ambon, Manado, Makassar
dan wilayah timur lainnya. Kepopuleran film Melody Kota Rusa di masa itu bahkan
sampai dibahas di sebuah berita Media Indonesia Online di Ambon padahal
produsernya sendiri merasa tak pernah memasarkan film ini disana melainkan hanya di
Merauke saja.
Inilah awal dimana sebuah
percobaan iseng menghasilkan formula yang tepat untuk menghibur sekaligus terlihat
nyata hasilnya. Di awal tahun 2010, mulailah tergagas sebuah format sketsa
visual MOP sekalipun niatnya bukan untuk di komersialkan. Waktu itu, Merauke
baru saja mempunyai televisi lokal milik Humas Pemda, sayangnya acara di TV itu
masih sangat minim, hanya berita saja yang di andalkan, tak ada siaran
hiburannya. Maka lahirlah inisiatif berdasarkan iseng iseng untuk memproduksi
sebuah bentuk acara baru yang diberi judul EPEN KAH CUPEN TOH. Istilah ini
diambil dari istilah yang ketika itu sedang populer di Merauke yakni : Epen
kah….(emang penting kah) lalu dijawab : Cupen toh (cukup penting toh). Acara
ini juga digagas oleh sutradara film Melody Kota Rusa dalam rangka memberdayakan
pemain Dodi Mahuze dan Edi Hariyanto (Mas Suroso) yang saat itu sedang berada di
atas puncak popularitas. Dimana mana mereka jalan pasti selalu di serbu
penggemarnya. Bahkan ketika artis Nasional datang ke Merauke pun, masyarakat
tetap lebih memilih menyerbu Dodi dan Suroso daripada artis Nasional kala itu.
Sketsa Mop Papua dalam bahasa
visual EPEN KAH CUPEN TOH yang dibuat dalam 2 episode ini menjadi andalan
Merauke TV saat itu, bahkan diputar berulang ulang setiap hari. Padahal proses
pembuatannya sangat iseng sekali, tanpa ada persiapan, tanpa dana, kamera seadanya (kamera buat syuting wedding yang dipinjamkan oleh Merauke Enterprice), syuting dadakan, hampir
semua sketsa yang dibuat tanpa skenario bahkan ada beberapa sketsa yang bukan
diambil dari MOP lisan maupun tulisan melainkan karangan orisinil para kru nya
dilapangan. Disinilah semakin terlihat perbedaan antara MOP secara lisan dan
tertulis dengan MOP yang di visualkan. Dimana ketika MOP dibawakan dengan lisan
maka banyak teman teman yang berasal dari luar Papua masih kurang bisa menangkap apa
yang disampaikan sang penutur cerita, ini dikarenakan perbedaan kultur dan
bahasa yang sulit dicerna dialegnya oleh mereka yang tidak tinggal di Papua.
Barulah ketika MOP hadir dalam bentuk visual yang di adegankan maka mereka pun
menjadi mengerti maksud dari cerita MOP tersebut, dikarenakan bahasa gambar
atau bahasa visual mengantarkan sebuah bahasa universal melalui gerak tubuh, mimik
serta susunan pengadeganan sehingga tanpa mengerti dialegnya pun penonton
otomatis lebih mudah menangkap pesan pesannya lewat elemen elemen visual tadi. Dalam penyeleksian ceritanya saat itu memang
terjadi dilema sebab MOP Papua banyak juga yang tidak memenuhi unsur standar
misalnya ada unsur pornografinya, SARA dll. Karena itulah dalam edisi
perdananya banyak sekali MOP yang sudah direkam tidak bisa dipublikasikan ke
umum dikarenakan banyak mengandung unsur unsur terlarang tadi.
Namun sekalipun MOP berhasil dirubah kedalam bentuk visual, kreatornya tetap selalu menyelipkan MOP dalam format aslinya yang diberi judul MOP TRADISIONAL PAPUA. Ini di maksudkan agar budaya MOP sebagai budaya dari Papua tetap akan diketahui oleh anak cucu di masa depan dalam bentuk aslinya. MOP penuturan secara lisan ini memang tidak bisa selucu yang pernah dibawakan oleh Alm. Mr. Chiko tetapi lebih kepada untuk memperkenalkan tradisi asli lisan yang kini telah diubah ke visual. Dalam format ini lahir lah Raja MOP dari Merauke Bung Toki meneruskan kiprah Alm. Mr. Chiko.
Namun sekalipun MOP berhasil dirubah kedalam bentuk visual, kreatornya tetap selalu menyelipkan MOP dalam format aslinya yang diberi judul MOP TRADISIONAL PAPUA. Ini di maksudkan agar budaya MOP sebagai budaya dari Papua tetap akan diketahui oleh anak cucu di masa depan dalam bentuk aslinya. MOP penuturan secara lisan ini memang tidak bisa selucu yang pernah dibawakan oleh Alm. Mr. Chiko tetapi lebih kepada untuk memperkenalkan tradisi asli lisan yang kini telah diubah ke visual. Dalam format ini lahir lah Raja MOP dari Merauke Bung Toki meneruskan kiprah Alm. Mr. Chiko.
Di tahun yang sama, disaat Film
Melody Kota Rusa jadi Film legendaris di Papua, maka sketsa MOP Epen kah Cupen
toh yang kemudian di buat dalam bentuk VCD karena permintaan dari masyarakat
Merauke ini pun juga mengiringi kesuksesan tersebut. 2000 keping original VCD nya habis hanya dalam jangka waktu 1 bulan dikota Merauke. Bahkan Epen Cupen pun ikut
dibahas beberapa berita tentang penjualannya
http://antaramaluku.blogspot.com/2010/11/vcd-mob-papua-laris-di-ambon.html
VCD bajakannya banyak yang merajalela di Timur. di bulan April 2010, Acho Kreator Epen Cupen mencoba mengupload lewat Youtube secara iseng beberapa sketsa Epen kah Cupen toh volume 1. Beberapa sketsa pendek itu langsung di upload secara berkala menjadi rangkaian webseries yang kini trend di youtube melalui channel Epenkah Cupentoh di link : www.youtube.com/user/aqilgendut
http://antaramaluku.blogspot.com/2010/11/vcd-mob-papua-laris-di-ambon.html
VCD bajakannya banyak yang merajalela di Timur. di bulan April 2010, Acho Kreator Epen Cupen mencoba mengupload lewat Youtube secara iseng beberapa sketsa Epen kah Cupen toh volume 1. Beberapa sketsa pendek itu langsung di upload secara berkala menjadi rangkaian webseries yang kini trend di youtube melalui channel Epenkah Cupentoh di link : www.youtube.com/user/aqilgendut
Inilah babak baru perjalanan Epen
Cupen the series di dunia maya. Kembali mendapatkan surprise yang tak terduga
dari para penonton luas. Di tahun 2011 trend sketsa MOP Papua ini mendadak
meningkat drastis dan menjadi video yang di share banyak orang hingga ada di HP
HP, bahkan menjadi tontonan beramai ramai dikelompok kelompok tertentu. Sang
Kreator yang dulu hanya sekedar iseng menguploadnya, menjadi kaget melihat
jumlah viewers yang meningkat hingga jutaan hanya dalam hitungan satu bulan.
Maka di tahun yang sama, ketika ia kembali ke Merauke untuk membuat kelanjutan
film Melody Kota Rusa yang kedua, maka disempatkan juga oleh tim yang sama
membuat Sketsa MOP Epen Cupen yang ke 3 yang kali ini dibuat lebih sedikit
serius dengan tujuan untuk dipasarkan DVD nya kelak. Jika dulu Sketsa Epenkah
Cupen toh hanya dibuat ala kadarnya dengan kamera seadanya karena memang tidak
diniatkan untuk di pasarkan, kini epen cupen 3 dibuat dengan lebih penuh
persiapan dan ada skenarionya. Kameranya kembali dipinjamkan oleh Merauke Enterprice beserta peralatan editingnya, praktis memang Epen Cupen dimulai oleh para tim pembuatnya dengan tanpa modal sama sekali ! Bahkan untuk makan di saat syuting pun harus meminta sponsor dari orang. Di seri Epen Cupen ke 3 ini, masuk beberapa
talenta baru menggantikan Dodi Mahuze yang saat itu menolak bermain lagi di
film Melody Kota Rusa 2. Ada Herman Mahuze yang dijuluki Olga nya Papua, Celo
Rasta Bomel anak Kimaam, dan Nato Beko serta Cicilia, mereka kelak disebut sebagai generasi kedua Penyeleksian ceritanya
pun semakin ketat, sebab kali ini Epen Cupen 3 memang dimaksudnya untuk
dipasarkan secara komesial lewat DVD. Dari 100 cerita MOP lisan dan tulisan biasanya
hanya terjaring 30 cerita saja yang layak di visualkan. Selebihnya tak bisa di
tampilkan karena lebih enak didengar secara lisan daripada visual. Epen Cupen 3
juga kemudian di upload ke youtube dan menambah rangkaian serial MOP Papua yang
semakin hari semakin dikenal luas di dunia maya. Mulailah terlihat begitu
banyak orang yang mengupload ulang video video tersebut melalui account mereka.
Hingga kini jumlahnya sudah mencapai ribuan duplikat dari uploadan yang asli, bahkan mulai bermunculan video fansboy seperti melipsing ulang, memparodikan, video sedang menonton epen cupen dll.
Ada seorang wartawan dari Metro
TV pernah datang ke Merauke mencari Merauke Enterprice selaku PH yang
memproduksi Epen Cupen 1 dan 2, ia penasaran karena ketika ia di Jayapura ia
melihat banyak orang orang yang berkumpul memadati lapak lapak penjual DVD
pinggir jalan sambil tertawa tawa, ia lalu melihat ke penjual DVD lainnya dan
hal itupun sama terjadi, hingga akhirnya ia penasaran mendekati apa yang sedang
di kerubuti mereka itu, dan ternyata orang orang berkumpul itu sedang menonton
video Epen Cupen disemua lapak penjual DVD tersebut. Itulah yang membuatnya
penasaran dan ingin mencari tahu siapa pembuatnya.
Di tahun itu pula, ada tawaran
dari sebuah jaringan televisi kabel Nasional yang ingin membeli master Epen
Cupen 1 dan 2 namun pihak pembuatnya menolak dengan alasan bahwa Epen Cupen
seri 1 dan 2 dibuat dengan dasar keisengan belaka dan tujuan penonton lokal
tanpa berniat untuk di komersialkan secara Nasional. Sejak tahun 2011 juga Epen
Cupen 1 dan 2 sudah tidak diproduksi lagi VCD originalnya di Merauke, yang
beredar hingga kini hanya bajakannya saja. Epen Cupen terhenti sampai di seri
ke 3. Setelah itu, tim pembuatnya lebih berkonsentrasi mengurus Komunitas baru
mereka yaitu Papua Selatan Film Community yang dibentuk guna mencari bakat dan
regenerasi baru di bidang perfilman di tanah Papua khususnya di Merauke. Lewat
komunitas ini pula lahir sebuah film Indie Horor pertama dari Papua berjudul
SPOK.
Di tahun 2012 hingga 2013, serial
Epen Cupen tidak di produksi lagi, para pemainnya pun mulai sibuk dengan
kehidupannya masing masing. di kala itu pula Dodi Mahuze juga memutuskan untuk
tidak ingin bermain film lagi entah dengan alasan apa, ia lebih sering tampil
secara off air misalnya dalam kampanye Pilkada Popularitasnya dimanfaatkan oleh
politikus dengan bayaran tinggi, sekali tampil dipanggung bisa mencapai 10 juta. Setelah memutuskan berhenti main film, Dodi mempunyai manager pribadi sendiri untuk acara acara off air. Beberapa pemain epen cupen memang sempat memanfaatkan popularitas
mereka dalam mencari penghasilan di kehidupannya, apa saja usaha mereka lancar
karena sudah dikenal masyarakat luas. Mereka juga sukses mengantarkan Kabupaten
Merauke menjadi juara Umum sebanyak 3 kali berturut turut dalam Festival Seni
se Provinsi Papua di Biak bersama Sanggar Yelmasu setiap tahunnya. Dalam
Festival Seni ini mereka tampil dalam bagian Panggung Sosio Drama. Popularitas
mereka saat mengikuti acara tersebut menjadi daya tarik tersendiri sampai
sampai mereka harus mendapatkan pengawalan ketat layaknya artis Ibukota
disetiap penampilan mereka yang menghebohkan kota Biak sebagai penyelenggara acara.
Vakumnya Produksi Epen Cupen
dalam 2 tahun itu, tidak menyurutkan viewersnya di dunia maya. Kenaikan
lonjakan tinggi penonton mulai terasa sejak awal 2013 sekalipun hanya dengan
mengandalkan video video yang lama. Channel utama : www.youtube.com/user/aqilgendut
yang memasang serialnya di youtube pun tak pernah di update sama sekali, namun
semakin banyak bermunculan uploadan ulang dari Channel lain.
Di saat Epen Cupen tidak
mengeluarkan produksi terbarunya, kejutan justru datang di bulan Februari 2013
dari Tim sebuah acara bertajuk Ensiklotivi dari TV One yang secara khusus
datang ke Kota Merauke mencari tim pembuat Epen Cupen. Mereka berencana
mengangkat dokumentasi kegiatan pembuatan sketsa komedi tersebut dalam acara
itu. Karena waktu itu Epen Cupen sedang tidak di produksi maka disepakatilah untuk
membuatkan 2 sketsa baru yang khusus akan ditayangkan pertama kali dalam acara
tersebut. 2 sketsa ini juga direncanakan akan di gabungkan ke dalam Epen Cupen
4 jika nanti diproduksi kembali serialnya. Selama kurang lebih 5 hari tim TV
One mengikuti dan mewawancarai kru serta pemain Epen Cupen, bagaimana proses
pembuatan hingga selesainya. Salah seorang pemain juga ikut di tampilkan profil
pribadinya yaitu Nato Beko seorang yang dulunya berjualan minyak tanah dan kini
menjadi ikon Epen Cupen di era baru setelah ditinggal Dodi Mahuze. Tim TV One
juga di minta untuk mewawancarai Dodi supaya ia bisa menjelaskan langsung
kepada para penggemarnya mengapa ia tidak muncul lagi sekarang. Namun rupanya hasil
wawancara tersebut tidak jadi dipasang dalam acaranya mungkin karena petimbangan
durasi, sehingga rekaman wawancaranya akhirnya di upload sendiri oleh tim epen
cupen ke channel utama mereka di youtube. 2 sketsa tersebut menjadi ajang reuni
bagi semua pemain epen cupen yang dikumpulkan dengan susah payah kembali,
setelah itu kembali tak ada niat untuk melanjutkan epen cupen lagi, apalagi
kesibukan kru dan pemain masing masing yang mulai susah diajak berkumpul lagi. Sebuah
tim dibawah pimpinan Anto Mahuze asisten dari Acho yang juga ikut mendirikan
Papua Selatan Film Community, mencoba untuk meneruskan sketsa Epen Cupen 4 ini,
namun kemudian dibelakang hari hasil syuting tersebut menggantung dan tak
pernah diselesaikan hingga kemudian malah hasil akhirnya di bentuk menjadi judul
: sketsa komedi Papua khusus tanpa menggunakan judul Epen Cupen karena
formatnya sedikit berbeda dari format Epen Cupen yang dijaga orisinalitas
keunikannya selama ini. Jika format yang dibuat berbeda maka tidak diperkenankan menggunakan judul EPEN CUPEN.
Akhirnya pada awal 2014, ketika
baru saja anak anak Papua Selatan Film Community melaunching film terbaru
mereka yang bekerjasama dengan PH Jakarta berjudul : Noble Hearts (Mentari di ufuk Timur) di kota Merauke,
maka di sepakatilah pembuatan Epen Cupen diteruskan kembali. Kali ini berkat
adanya semangat baru dari munculnya beberapa regenerasi dari kru dan pemain,
dimana atas dukungan dari Acho sebagai kreatornya, seorang pemuda anggota komunitas ini
Hendrick Janshen Metemko memotori anak anak Papua Selatan Film Community untuk kembali membuat Epen
Cupen 4,5,6,7, dan 8 sekaligus secara marathon selama sebulan. Ia juga menciptakan
Lagu Tema dari Epen Cupen yang nadanya sangat easy listening. Lagi lagi kamera HD yang dipakai hanyalah sebuah kamera Foto ber merk Fuji Fine Fix HXR dengan lensa otomatis yang juga dipinjamkan oleh salah seorang saudara di Merauke. Pembuatan Epen
Cupen baru ini bertujuan untuk menjaga eksistensi dari karya anak anak di
Merauke seperti halnya eksistensi dibidang perfilman yang berhasil mereka
penuhi janjinya dengan membuat minimal 1 film setiap tahunnya di Papua dan itu
telah terwujud sejak 2009 lalu hingga kini sudah ada 5 film yang dihasilkan
kelompok ini termasuk 2 diantaranya film Nasional yang diputar di bioskop 21.
Kini Epen Cupen juga ditargetkan harus continue dan eksis. Dalam proses
pembuatannya, Epen Cupen 4 mendapatkan dukungan sejumlah Sponsor besar seperti Bank BNI
dan Yamaha serta sejumlah perusahaan lokal Merauke. Penataan dialeg bahasa dalam Epen Cupen 4 juga lebih cenderung bisa dipahami semua orang, ini berkat banyaknya masukan agar Epen Cupen bukan hanya menjadi produk lokal saja melainkan juga bisa dikonsumsi di daerah mana saja bahkan di luar negeri.
Epen Cupen 4 mulai di upload ke
youtube sejak April 2014, ini menandai sejarah baru dalam perkembangan Epen
Cupen dimana format yang kali ini di gunakan adalah dalam bentuk High
Definition (HD) serta di lengkapi dengan teks bahasa inggris dan Indonesia.
Alasan menambahan teks ini adalah, karena adanya masukan dari penggemarnya yang
sering mengeluh kurang bisa memahami dialognya karena dialeg yang diucapkan
terlalu cepat. Sedangkan alasan penambahan teks bahasa inggris adalah karena
berdasarkan cek analytic demografi di channel youtube tersebut diketahui bahwa
para viewers Epen Cupen ternyata bukan hanya berasal dari Indonesia saja, namun
ada juga dari Malaysia, Brunei, Singapura, Inggris, Belanda, Amerika, Korea
Selatan, Arab Saudi dll. Dari komentar komentar di dunia maya ditemui banyak
sekali perbincangan dalam bahasa Malaysia tentang Epen Cupen ini, ini tidak
aneh sebab peringkat kedua yang menggemari komedi ala Papua ini setelah
Indonesia adalah Negara Malaysia. Bahkan tak jarang sering ada SMS atau telpon
dari warga Malaysia ke admin yang mengelola website dan FB Epen Cupen https://www.facebook.com/epencupendotcom meminta
untuk membeli DVD nya. Epen Cupen terbaru ini juga mulai dibuat lebih universal
dan mudah dipahami bahasanya. Perekaman audionya juga menggunakan pola
perekaman film secara standart sehingga lebih jernih. berikut ini tabel 10 besar negara teratas yang menonton epen cupen diyoutube (channel resminya) 10 besar dari 124 negara yang menonton setiap bulannya :
Selain dua hal baru diatas, ada
satu hal baru lagi yang di tampilkan di Epen Cupen 4 ini yaitu adanya pesan
pesan Moral di akhir sketsanya. Ide ini datang dari seorang sahabat dari
Kreator Epen Cupen ketika bertemu di Universitas Cendrawasih Jayapura saat
pemutaran Film Noble Hearts (Mentari di ufuk Timur). Alasan penambahan pesan
moral ini juga sekaligus memberikan makna bahwa MOP Papua itu sebenarnya
mempunyai tujuan mendidik dan sarat dengan pesan moral dibalik kelucuannya.
Atau istilah dari Papua yang kita kenal itu : Mop Papua itu tra kosong !
Setelah Epen Cupen 4 selesai di
youtube, maka langsung dilanjutkan lagi dengan season ke 5. Dan hingga kini
masih berlanjut terus hingga di season 8. Semua video sudah diupload jauh jauh
hari dan akan terbuka dengan otomatis setiap minggunya di hari kamis malam jam
20.00 WIB melalui channel utamanya Epenkah Cupentoh www.youtube.com/user/aqilgendut.
Selain itu Epen Cupen juga membuat Official websitenya www.epencupen.com. Di Kota Merauke sendiri
juga, Epen Cupen dikembangkan menjadi merk dagang tersendiri yang mulai di hak
patenkan dan dikelola oleh anak anak Merauke yaitu mulai di produksinya kaos
kaos kreatif bertuliskan Mop Mop Epen Cupen dan berbagai Merchandaise lainnya
khas Merauke dengan Label Epen Cupen. Penjualan DVD Epen Cupen 4 dan seterusnya
juga mulai diserahkan dan dikelola sendiri oleh para pemain dan krunya langsung
di kota Merauke. Hasilnya akan mereka bagi bagi secara merata sesuai kontribusi
masing masing. Epen Cupen akhirnya bisa diandalkan menjadi sumber penghasilan
mereka.
Di kota Merauke Epen
Cupen juga mulai dikembangkan kedalam bentuk Live Show dengan tajuk Epen Cupen Show
seperti halnya Opera Van Java. Sebuah perusahaan rokok ternama telah mengontrak
mereka untuk tampil live diatas panggung ditengah kota dipertengahan tahun 2014.
Kemunculan kembali Epen Cupen 4
mendapatkan sambutan positif tidak hanya dari para penggemarnya namun juga dari
pihak pihak baru, tidak berapa lama kemudian berbagai tawaran mulai berdatangan
ke pihak kreatornya, diantaranya sebuah perusahaan Kontent Provider
asal Korea yang kemudian bekerjasama membuat beberapa sketsa terpilih Epen
Cupen kini bisa di download melalui HP/Tablet lewat jaringan Provider. Selain
itu lagu tema Epen Cupen serta Jingle teriakan khasnya pun di jadikan Nada
sambung Pribadi NSP/RBT untuk berbagai provider di Indonesia. Sejak tahun 2011 tercatat memang sudah banyak beberapa sketsa video serupa yang dibuat dan dipasarkan diwilayah Timur mengikuti epen cupen, namun mungkin memang Epen Cupen seakan sudah menjadi Trade Mark tersendiri bagi penggemarnya sehingga sulit untuk membuat tiruannya. Seperti halnya Dodi Mahuze yang berhasil memikat banyak fans epen cupen memang sulit untuk tergantikan oleh siapapun. Pasca mundurnya Dodi Mahuze dari dunia hiburan membuat tim epen cupen harus merubah format baru untuk disesuaikan kepada karakter baru sebab tidak mungkin bisa untuk memaksakan konsep yang dulu dimainkan Dodi kepada pemain baru, Dodi tetaplah Dodi dan karakternya tak akan pernah tergantikan oleh siapapun, maka dari itu regenerasi dalam Epen Cupen dilakukan tanpa harus memunculkan seorang Dodi pengganti melainkan membuat konsep dengan karakter yang berbeda dari Dodi dengan begitu karakter yang dihasilkan epen cupen tetap beragam. Kesalahan program proram yang dibuat mengikuti epen cupen adalah ketika para pemainnya mencoba meniru kakarkter Dodi, Karakter Dodi terlalu kuat dan sulit untuk di tiru oleh siapapun, ini pun diakui oleh Kreatornya langsung. karena itulah kini para pemain epen cupen berupaya tampil dengan karakter masing masing tanpa harus meniru pendahulunya.
Tahun 2014 harapan anak anak Merauke yang di tanamkan sejak kurang
lebih 5 tahun lalu itu kini mulai dipetik hasilnya sedikit demi sedikit. Di
tahun ini Epen Cupen akhirnya di gagas untuk diangkat ke layar lebar menjadi
sebuah Film dan diproduksi oleh sebuah PH besar Nasional. Ini merupakan sebuah
kesempatan baru di kancah Nasional dimana para pemainnya akan dipasangkan
dengan aktor aktor dari Stand Up Comedy Nasional yang juga sedang naik daun
popularitasnya saat ini. sebuah kesempatan bagi anak anak epen cupen untuk mengembangkan bakat komedi mereka di pentas lebih besar lagi. Begitu sulitnya untuk meyakinkan produser Nasional bahwa anak anak Papua ini memiliki potensi didunia hiburan yang layak bersaing dengan artis artis Nasional.
Epen Cupen pembuatannya di mulai dengan semangat kebersamaan, semangat ingin maju, semangat ingin membuat sesuatu yang beda, dan sekaligus membawa semangat berkarya walau dengan keterbatasan. Semua yang dibangun dengan tanpa modal sama sekali, dan dengan alat alat yang dipinjamkan kini sudah mulai sedikit demi sedikit dipetik hasilnya. Epen Cupen yang mempunyai tag Mop
Papua dalam sketsa ini memang dikemas sedikit berbeda formulanya dari komedi
Indonesia pada umumnya. Dalam Epen Cupen kekuatan utama memang berada pada
cerita yang mempunyai twist di endingnya namun kuncinya dalam pengadeganannya
tidak pernah di dramatisir. Epen Cupen menjaga format kepolosan pemain sebagai
keunikannya. Bahkan pembuatnya sengaja meminimalisir efek efek atau sound lucu
yang melebih lebihkan komedinya yang sering di tampilkan di acara komedi
sejenis. Semua di epen cupen dibuat seakan akan nyata berdasarkan pada keluguan
para pemainnya. Itulah makanya mengapa terlihat begitu natural dan tidak di
buat buat, sebab para pemainnya memang di minta untuk melakukan itu sewajar
mungkin tanpa melebih lebihkan aktingnya dengan maksud melawak, mereka hanya
dituntut serius melakoni perannya seakan akan yang dimainkannya ini bukan
sebuah komedi. Semakin pemain serius maka semakin berhasil sketsa tersebut
untuk menghasilkan kelucuan ala Mop Papua. Hanya satu efek tambahan yang
diberikan dalam sketsa ini yakni Efek Crowd penonton yang tertawa dan bertepuk
tangan, diluar itu semuanya natural sehingga mengesankan seperti sebuah rekaman
kejadian sehari hari yang nyata layaknya dokumenter dimana aktor aktornya tidak
berakting. Ketika pemain epen cupen terlihat seperti sedang berakting atau
berniat melucu maka otomatis ia akan gagal casting. Inilah resep yang terus di
jaga dari Epen Cupen hingga kini. Semua pemain Epen Cupen mulai dari Dodi
Mahuze sampai Celo dan Nato beko aslinya mereka semua aslinya bukanlah seorang Komedian. Mereka
menjalani apa adanya semua didepan layar persis seperti kehidupan sehari
harinya dengan karakter masing masing tanpa pernah berniat melucu. Kelucuan yang dihasilkan adalah rangkuman dari berbagai kekuatan karakter, cerita dan penggarapan adegan. Diluar Epen Cupen, mereka sebenarnya adalah orang orang yang serius dan mempunyai talenta dan bakat masing
masing yang jauh diluar bidang komedi. Keluguan dan Kepolosan yang di tampilkan
dalam sketsa sketsa Epen Cupen adalah sebuah refleksi tentang kejujuran dan
kearifan lokal yang harus selalu dijunjung tinggi ditengah tengah kemunafikan
yang modern. Mungkin itulah yang didunia luar disebut dengan komedi satir.
0 comments:
Post a Comment